Kamis, 03 Mei 2012


Beda Kiprok dan Regulator

Arus listrik yang dihasilkan sepul pengisian tipenya AC (bolak-balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran magnet. Makanya, tegangan yang dihasilkan sepul pengisian kurang-lebih 20 volt di putaran tinggi.

Cuma masalahnya sistem kelistrikan di motor menganut tegangan 12 volt DC. Maka dibutuhkan kiprok alias pengatur besar tegangan pengisian. Guna mengubah arus AC jadi DC yang akan disuplai ke aki juga mencegah arus listrik di aki balik ke sepul pengisian.

Kiprok sendiri dipakai di motor yang masih pakai aki. Dimana aki jadi tumpuan utama semua kelistrikan motor. “Tapi begitu aki soak (tidak fit) atau sengaja dilepas, peranti kelistrikan motor jadi gampang rusak. Itu karena aki juga sebagai penyetabil. Sebagai indikator, bohlam lampu sering putus ketika mesin berputar tinggi,” ujar Sugiharto, mekanik Angkasa Jaya Motor di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tapi, seiring perkembangan teknologi juga melihat banyak konsumen enggan pakai aki, pabrikan mengembangkan kiprok jadi regulator/rectifier. Meskipun regulator masih didukung perangkat kiprok gabungan komponen tambahan sebagai penyetabil tegangan. Sehingga bila tunggangan tak dilengkapi aki, bohlam lampu tidak cepat putus.

Sayangnya sampai saat ini masih banyak konsumen salah kaprah soal kiprok dan regulator. Ketika motor mengalami masalah seputar kelistrikan, kiprok dianggap sebagai biang keladi. Padahal kiprok sendiri di motor rakitan sekarang sudah jarang dipakai.

Nah, untuk mengetahui secara gamblang beda kiprok dan regulator, Sugiharto kasih info gimana cara mengetahuinya. Apalagi secara fisik bentuk kedua peranti ini tidak jauh beda. “Tapi yang paling mencolok, harga kiprok lebih murah. Di toko paling mahal Rp 20.000. Sementara banderol regulator KW2, di atas Rp 40 ribu,” wantinya.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Kiprok lebih murah ketimbang regulator lantaran di dalam part ini cuma ada dioda (gbr. 1).

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Sementara di dalam regulator, selain dioda juga ada peranti elektronik tambahan yang berfungsi menstabilkan tegangan (gbr. 2).

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Lalu cara lain melihat kemampuan regulator bisa juga membaca besar tahanan (ohm) di kaki terminal-nya pakai multitester dengan range 1 kÙ (gbr. 3). “Maka di dua kaki sisi kanan regulator akan terbaca arus searah tanda dioda bekerja. Sementara 2 kaki sebelahnya akan terbaca jarum penunjuk multitester sebesar 50 kÙ, meskipun dites bolak-balik,” tunjuk pria asli Ponorogo, Jawa Timur.

Nah, kalau jarum bergerak ke kanan sampai mentok atau tidak bergerak sama sekali itu tandanya bahaya. Artinya regulator sudah rusak.

Reporter : Kri